Jumat, 04 Februari 2011

SILATURAHIM PABRIK SEMEN DI WILAYAH KAB. PATI

Pada hari kamis 3 Februari 2011 jam 19.00 WIB. Berada di tempat rumah makan Kembang Joyo Kab. Pati, PT SMS selaku pelaksana Indocement mengundang JM-PPK, FMPL, GAMURANG, dan Sedulur SIKEP dalam acara Silaturahim sekaligus pemaparan Rencana Pendirian Pabrik Semen di wilayah Kec. Kayen dan Kec. Tambakromo. Dalam kesempatan itu, JM-PPK, FMPL, GAMURANG, dan Sedulur SIKEP menjawab dengan sikap datang, tidak mau makan dan minum, hanya duduk-duduk sebentar dan menyampaikan beberapa kata singkat yang isinya ucapan terima kasih sudah diundang dan langsung pamitan untuk pulang. Tidak ada maksud tidak menghargai PT SMS, tapi demi kebaikan semua Elemen-elemen (Lembaga masyarakat) yang hadir dalam pertemuan tersebut. Karena pada dasarnya pertemuan tersebut pasti akan terjadi perdebatan yang sengit, tanpa ada penyelesaian bisa di ibaratkan bertemu teman dalam peperangan. Dalam pertemuan itu ada sekitar 50 LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang hadir di situ dan 90 % LSM yang di undang bertempat di Pati Kota dan Utara yang kurang begitu paham Wilayah Selatan (Kec. Kayen dan Kec. Tambakromo) yang rencananya akan didirikan Pabrik Semen . Tapi tidak semua LSM itu murni mewakili aspirasi masyarakat dan bukan rahasia lagi banyak LSM yang hanya mementingkan Golongan saja, hanya mengejar Materi, keinginan kelompok tanpa memperdulikan masyarakat yang hanya dijadikan obyek.Sudah di Garis Besar bahwa JM-PPK, FMPL, GAMURANG, dan Sedulur SIKEP yang benar-benar mewakili aspirasi masyarakat menolak dengan keras adanya Rencana Pembangunan Pabrik Semen di wilayah Jawa Tengah khususnya di Pegunungan Kendeng Kab. Pati. Pemerintah yang bijak harus tahu keinginan masyarakat, bukan kepentingan individu-individu yang hanya menguntungkan pihak tertentu. Lihat symbol Kab. Pati “ PATI BUMI MINA TANI” harusnya Pemerintah bisa berkaca diri, jadi Pertanian yang harus ditingkatkan yang bisa menyejahterakan masyarakat sampai berabad-abad tanpa ada batasannya, bukan Pabrik Semen yang hanya bertahan hanya beberapa puluh tahun dan akan ditinggalkan begitu saja bila SDA-nya habis.Semoga acuhan ini bisa membuat Pemerintah (Khususnya) dan LSM berpikir, berbenah diri, mengetahui keinginan masyarakat dan benar-benar bisa membantu mewujudkan keinginan Masyarakat dan Pemerintah.